EX-POSE.NET : Latest-Trusted-Objective | Berita Terkini - Terbaru - Terpercaya
JAKARTA, 18 Agustus 2025 — Kabar duka menyelimuti Indonesia. Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, tokoh militer sekaligus pejuang olahraga nasional, meninggal dunia pada Senin pagi pukul 08.59 WIB di Rumah Sakit Bunda Menteng, Jakarta Pusat. Jenazahnya akan menjalani prosesi penghormatan dan kremasi dengan upacara kebesaran.
Peristiwa Wafatnya IGK Manila
Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, menjadi salah satu pihak pertama yang mengonfirmasi kabar duka ini.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Telah berpulang ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, pada hari ini, Senin, 18 Agustus 2025,” ujar Hermawi.
Pesan IklanIklan 081574404040
Hermawi menuturkan bahwa jenazah almarhum sempat diberangkatkan dari Rumah Sakit Bunda menuju RSPAD Gatot Soebroto untuk dimandikan, sebelum kemudian dibawa ke Aula Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem di Jakarta Selatan.
“Setelah itu, jenazah akan dibawa menuju Aula ABN dan diperkirakan tiba pukul 14.00 WIB. Jenazah akan disemayamkan di Aula ABN untuk memberikan kesempatan keluarga, sahabat, dan handai taulan memberikan penghormatan terakhir,” tutur Hermawi.
Prosesi kremasi dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB. Sebelum pemberangkatan, upacara kebesaran akan digelar di ABN sebagai penghormatan atas jasa almarhum.
“Sebelum pemberangkatan, akan dilaksanakan upacara kebesaran di ABN sebagai penghormatan atas jasa dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara,” lanjut Hermawi.
Surya Paloh: Kehilangan Mentor dan Sahabat
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya IGK Manila.
“Bangsa ini kehilangan salah satu putra terbaiknya. Saya pribadi kehilangan mentor sekaligus sahabat sejati. Beliau telah mendarmabaktikan hidupnya tanpa kenal lelah,” ujar Surya Paloh saat memberikan penghormatan terakhir di ABN.
Ia menilai IGK Manila sebagai sosok pejuang yang mengabdikan diri bukan hanya dalam dunia militer, tetapi juga olahraga dan pendidikan.
Perjalanan Hidup dan Karier Militer
IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Ia merupakan salah satu dari 15 perwira pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1964 dengan kecabangan Polisi Militer (POM).
Karier militernya melesat hingga menyandang pangkat Mayor Jenderal TNI AD. Sejumlah posisi strategis pernah ia duduki, mulai dari Kapomdam IV/Sriwijaya, Dan Pusdik Pom, hingga Staf Ahli Pangab.
Pendidikan militernya terbilang lengkap: AMN (1964), Raider (1968), Seskoad (1977), hingga Sus Sospol ABRI (1991).
Pengalaman operasi militernya juga luas, termasuk penumpasan G30S/PKI, Dwikora, PGRS, hingga keterlibatan dalam Kontingen Garuda VII UNEF di Timur Tengah.
Dedikasi untuk Olahraga Nasional
“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Semoga amal ibadah Almarhum Diterima Oleh Tuhan Yang Maha Esa” ujar Ketua Umum Dewan Pimpian Pusat Garda Bela Negara Indonesia, Fahria Alfiano.
“Nama IGK Manila adalah legenda. Dari olahraga bela diri, sepak bola, hingga pendidikan, beliau meninggalkan jejak yang tak terlupakan, sejak tahun 1980-an saya sudah dengar nama beliau, setiap kegiatan saya” tambah Ketum GBNN.
Selain karier militernya, IGK Manila dikenal sebagai tokoh olahraga nasional. Ia dijuluki “Bapak Wushu Indonesia” berkat perannya membangun dan mengembangkan olahraga bela diri tersebut di tanah air.
Sebagai manajer Timnas Indonesia, ia sukses membawa Garuda meraih medali emas di SEA Games 1991 Manila—pencapaian bersejarah yang masih dikenang hingga kini.
Di level klub, IGK Manila pernah memimpin Persija Jakarta dan Bandung Raya. Bersamanya, Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1996 dan Persija Jakarta meraih gelar juara Liga Indonesia 2001.
Kiprah di Pendidikan dan Organisasi Sipil
IGK Manila juga aktif di dunia pendidikan. Pada 1995, ia dipercaya menjadi Ketua Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
Selain itu, ia aktif di ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) dengan callsign YB0AA, menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. Ia juga pernah menjadi Direktur Akademi Olahraga Indonesia (AKORIN).
Doa dan Harapan
Hermawi Taslim menutup pernyataannya dengan doa untuk almarhum.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima seluruh amal ibadah almarhum, mengampuni segala khilaf, dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkasnya.
Penulis: FAAL
Editor: FA Redaksi
Sumber Berita: Antara, MetroTVNews
















