EX-POSE.NET : Latest-Trusted-Objective | Berita Terkini - Terbaru - Terpercaya
PINRANG, 15 Agustus 2025. Insiden viral seorang pria bercadar dikeroyok yang menyamar sebagai mempelai wanita dan dikeroyok warga saat hendak menggelar akad nikah di Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, menjadi sorotan nasional. Polisi kini mengungkap motif di balik penyamaran ini. Video kejadian heboh tersebut menyebar luas dalam hitungan jam di media sosial.
Kronologi Kejadian
Peristiwa terjadi sekitar 12 Agustus 2025 saat pria berinisial S (25) mendekati lokasi akad nikah mengenakan cadar dan gamis. Ketika keluarga mempelai pria (R, 27) meminta identitas, S menolak membuka cadar. Mencuri perhatian massa, akhirnya cadar dibuka paksa dan diketahui identitas aslinya—tampak bertampang pria—hingga memicu kericuhan.
Profil Pelaku & Motif Penyamaran
Pelaku, bernama asli Simpatri (25) asal Baubau, Sulawesi Tenggara, mengaku berkenalan dengan korban melalui TikTok pada Juni 2025 dengan menyamar sebagai wanita bernama “Widya” bercadar.
Dia melanjutkan hubungan via WhatsApp hingga korban melamar. Simpatri mengundang korban ke Baubau lalu Pinrang dengan alasan menikah. Namun motif sebenarnya belum sepenuhnya jelas—apakah mistigasi atau penipuan personal—akan didalami polisi.
Viral di Media Sosial
Unggahan video pria bercadar dikeroyok, membuat kericuhan menyebar dalam hitungan jam. Tagar seperti #PriaBercadar dan #AkadNikahRusuh langsung mengisi trending topics di berbagai platform, ditonton lebih dari 2 juta kali dalam rentang waktu singkat. Klarifikasi polisi dan liputan media pun bertubi-tubi muncul.
Respon Publik dan Analisis Sosial
Publik terbagi: sebagian mengecam tindakan massa yang main hakim sendiri tanpa verifikasi, sebagian lain menyebut penampilan mencurigakan sebagai latar munculnya reaksi spontan warga. Kasus ini juga jadi refleksi soal minimnya literasi budaya dan pendekatan dialog antar-warga yang perlu diperkuat.
Upaya Penanganan oleh Aparat
Polisi segera mengamankan Simpatri dalam kondisi luka dan tangan terikat. Polisi melakukan mediasi dan membawa pelaku ke Mapolres Pinrang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hingga kini penyidik masih menggali tehnik penyamaran dan kemungkinan korban lain.
Refleksi Budaya & Digitalisasi
Kisah ini menjadi cermin penting bahwa dalam era digital, persepsi visual yang setengah-setengah bisa menimbulkan tindakan berbahaya. Komunikasi, edukasi nilai budaya lokal, dan verifikasi identitas menjadi kunci agar kejadian serupa tak terulang. Penting pula membangun kesadaran publik agar tidak cepat menjustifikasi tindakan orang lain sebelum mengetahui fakta lengkap.
Penulis: FAAL
Editor: FA Redaksi
Lanud Sultan Hasanuddin Siapkan Lahan sekitar 600 hektar
1 Korban Penumpang Kapal TB. Mitra Jaya II Belum Ditemukan