Viral Kilatan Petir di Langit Gunung Kelud, Mitos Lembu Suro
Viral Kilatan Petir di Langit Gunung Kelud, Mitos Lembu Suro Kembali Mencuat — PVMBG: “Gunung Masih Aman”
EXPOSE NET | Kediri, 30 Mei 2025 — Sebuah video yang memperlihatkan kilatan petir misterius di langit sekitar Gunung Kelud mendadak viral di media sosial. Fenomena ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama mereka yang percaya pada mitos melegenda tentang Gunung Kelud dan sosok gaib Lembu Suro. Banyak yang mengaitkan kilatan tersebut sebagai pertanda kemarahan makhluk ghaib dan kemungkinan meningkatnya aktivitas vulkanik.
Namun, pihak berwenang memastikan bahwa kondisi Gunung Kelud saat ini masih tergolong aman dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan meletus.
“Aman. Kilatan yang terlihat berada di utara jauh Kelud, kemungkinan di wilayah Jombang,” ujar Budi Priyanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Kelud dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Jumat (30/5).
Budi menegaskan bahwa status Gunung Kelud saat ini berada pada Level I (Normal). Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh informasi atau video yang belum terverifikasi secara ilmiah.
Petir dan Lembu Suro: Antara Fenomena Alam dan Kepercayaan Lokal
Dalam budaya Jawa, terutama di wilayah Kediri dan sekitarnya, petir yang muncul di sekitar Gunung Kelud sering dianggap sebagai pertanda spiritual. Kilatan cahaya ini diyakini sebagai ekspresi kemarahan Lembu Suro, tokoh legenda yang dipercaya sebagai makhluk siluman berkepala kerbau.
Lembu Suro dikisahkan sebagai makhluk sakti yang dikhianati oleh Dewi Kilisuci, seorang putri raja, dalam cerita rakyat setempat. Sebelum tewas, Lembu Suro melontarkan kutukan:
“Kediri akan menjadi sungai, Blitar menjadi halaman, dan Tulungagung menjadi danau.”
Kutukan ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai penyebab terjadinya letusan-letusan Gunung Kelud yang berulang kali menimbulkan bencana.
Ritual Larung Sesaji, Upaya Menjaga Harmoni
Sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, masyarakat sekitar Gunung Kelud masih melestarikan ritual larung sesaji atau upacara adat lainnya. Tradisi ini ditujukan untuk menenangkan “roh gunung” dan meminta perlindungan dari bahaya alam.
Data Ilmiah Tetap Jadi Pegangan Utama
Meski nilai-nilai kearifan lokal tetap dihormati, PVMBG menekankan pentingnya mengedepankan data ilmiah. Aktivitas Gunung Kelud dipantau secara berkala menggunakan alat canggih untuk mendeteksi gejala awal erupsi, seperti gempa vulkanik, deformasi tanah, dan perubahan suhu kawah.
“Kami terus melakukan pemantauan intensif. Belum ada gejala signifikan yang menunjukkan peningkatan aktivitas magma,” jelas Budi.
Sejarah Letusan Gunung Kelud: Pola Berulang Tapi Tidak Pasti
Gunung Kelud dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Jawa Timur. Letusan besar terakhir tercatat pada tahun 2014.
📊 Sejarah Singkat Interval Letusan Gunung Kelud:
Tahun Letusan | Interval dari Sebelumnya |
---|---|
1586 – 1901 | ~315 tahun |
1919 | 18 tahun |
1951 | 32 tahun |
1966 | 15 tahun |
1990 | 24 tahun |
2007* | 17 tahun (freatik) |
2014 | 7 tahun |
* Letusan 2007 tergolong kecil dan bersifat freatik.
📌 Rata-rata interval letusan sejak 1901 adalah sekitar 20 tahun, namun bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung pada aktivitas magma. Hal ini menunjukkan bahwa pemantauan terus-menerus tetap vital, karena meski berpola, letusan Gunung Kelud tidak terjadi secara teratur.
Kesimpulan: Tetap Tenang dan Waspada
Fenomena kilatan petir yang terekam di langit sekitar Gunung Kelud memang mengundang perhatian dan menghidupkan kembali cerita rakyat tentang Lembu Suro. Namun secara ilmiah, tidak ada indikasi bahwa gunung ini sedang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
PVMBG menegaskan bahwa Gunung Kelud masih dalam kondisi normal, dan masyarakat diminta untuk tetap tenang, bijak menyikapi informasi, serta selalu merujuk pada sumber resmi untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu.
Editor: Aninngel
Sumber: PVMBG. Medsos
Gunung Semeru di Jatim dan Gunung Dukono di Malut Mengalami Erupsi