Pelepasan Telur Nyamuk Wolbachi di Indonesia, Segera Hentikan !

Telur Nyamuk Wolbachi di Indonesia

Pelepasan Telur Nyamuk Wolbachi di Indonesia, Segera Hentikan, Program Penyebaran Telur Nyamuk Massal di Indonesia


EX-POSE.NET, Jakarta – Pelepasan telur nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia secara masif di jakarta, yang dijadwalkan pada awal Desember 2023 memiliki ringkasan risiko yang tidak dapat diterima masyarakat.

 

Praktisi ilmu saraf nutrisi dan makanan sehat Dr. Tifauzia Tyassuma, M.Sc mengatakan penyebaran jutaan nyamuk memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

“Strategi Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program) untuk terus?menerus mengembangbiakan? bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk?menyebabkan penduduk Jakarta nantinya harus siap menerima tambahan?gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia,” katanya melalui keterangan pers realease kemarin.

“Nyamuk harus mendapatkan pakan darah untuk bisa bertahan hidup dan sasaran yang mudah bagi nyamuk adalah manusia. Setiap nyamuk betina akan memproduksi 100?telur, tiga kali selama masa hidup dewasanya,” tambah Dokter Tifa sapaan akrabnya.

Ia menilai pendekatan baru untuk mengurangi populasi nyamuk dengan fokus pada metode pengendalian yang didasarkan pada pelepasan nyamuk, termasuk pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dan strategi untuk memodifikasi vektor secara genetik.

” Sebagaimana yang disampaikan oleh Peneliti Nyamuk Wolbachia sendiri dalam beberapa kali paparan. Proyek Penelitian tersebut di Indonesia menggunakan metode ‘Replacement’ dengan tujuan untuk memusnahkan Nyamuk Aedes aegypti tanpa Wolbachia, digantikan seluruhnya dengan Nyamuk Aedes aegypti Wolbachia,” katanya.

Dokter Tifa menjeleskan bahwa, leneliti menyatakan dengan dimusnahkannya Nyamuk Aedes aegypti tanpa Wolbachia, maka secara teoretis Virus Dengue pun akan musnah.

“Pengaturan 50 persen Nyamuk Aedes Aegypti mengandung Bakteri Wolbachia secara natural dan 50 persen yang lain tidak mengandung Bakteri Wolbachia, adalah mekanisme Tuhan Yang Maha Kuasa dalam melakukan penyeimbangan populasi secara alami, sesuai dengan Hukum Allah,” ujarnya.

 

Hal tersebut, Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, MT menuturkan bahwa, bukti ilmiah atas dampak metode replacement yang bertujuan pemusnahan organisme alami ini, baik dampak interkoneksi triangulasi genetika antara nyamuk, virus, dan manusia, serta dampak ekologinya apabila nyamuk Aedes alami dimusnahkan masih belum bisa dibuktikan aman atau tidaknya?dalam waktu singkat.

“Metode Replacement ini menggunakan cara Introgresi Transien Wolbachia ke dalam Populasi Aedes aegypti. introgresi, yang didefinisikan di sini sebagai integrasi materi genetik yang stabil dari satu spesies ke spesies lain melalui persilangan balik yang berulang-ulang,” ucapnya.

Lanjutnya, dengan cara ini maka setelah beberapa generasi, akan muncul satu-satunya Jenis Nyamuk Aedes aegypti baru, yaitu Nyamuk Aedes Wolbachia. Organisme baru saat ini belum bisa diketahui karakteristik genotipinya, apakah dia menjadi organisme non patogen, atau justru menjadi organisme patogen batu. (Pelepasan Telur Nyamuk Wolbachi )

“Peneliti juga menyampaikan Telur Nyamuk Wolbachia yang disebarkan pada?proyek penelitian ini berasal dari Australia. Dengan demikian maka proyek?penelitian ini melakukan material transfer antara organisme yang dikembangbiakkan di luar Indonesia, kemudian dilepaskan untuk didomestikasi di Indonesia,” kata Dokter Kun.

 

Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K), Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2004-2009 mengatakan, metode Genetic Engineering yang telah sangat berkembang sejak tahun 2000 melalui beberapa metode termasuk CRISP-Cas9 yang merupakan teknik genetik editing, memungkinkan sebuah organisme yang telah mengalami editing disebarkan ke alam liar, tanpa menimbulkan jejak.

“Pendekatan gen-drive untuk modifikasi dan pengurangan populasi antara lain menggunakan CRISPRCas9 yang dalam pendekatan modifikasi dan pengurangan populasi meliputi penambahan gen kompetensi vektor dengan konstruksi Cas9-gRNA menghasilkan keturunan resisten terhadap virus atau membuat gRNA untuk menargetkan gen kesuburan wanita yang menghasilkan betina mandul serta membuat gRNA untuk menargetkan sekuens spesifik kromosom X yang menghasilkan pengurangan keturunan wanita.

Konstruksi Cas9-gRNA?diwarisi oleh keturunan yang masih hidup yang menghasilkan penyebarannya yang berkelanjutan.(Gantz VM, et al. Highly efficient Cas9-mediated gene drive for population modification of the malaria vector mosquito Anopheles stephensi.

Proceedings of the?National Academy of Sciences of the United States of America. 2015;112:E6736?43; Hammond A, et al. A CRISPR-Cas9 gene drive system targeting female reproduction in the malaria mosquito vector Anopheles gambiae. Nat Biotechnol. 2016;34:78?83; Galizi R, et al. A CRISPR-Cas9 sex-ratio distortion system for genetic control. Scientific reports. 2016;6:31139.),” ujar Dokter Kun.

Akibat penyebaran nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia menyebabkan peningkatan populasi nyamuk Culex yang merupakan perantara virus Japanese Enchepalitis. Pelepasan Telur Nyamuk Wolbachi

“Akibat dari nyamuk ber-Wolbachia yang menyebabkan nyamuk Aedes aegypti? mengalami Infertil, maka populasi nyamuk Aedes aegypti akan menurun dan sebaliknya populasi nyamuk Culex sebagai inang dari Virus Japanese Enchepalitis akan meningkat tajam. Nyamuk ber-Wolbachia menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem dimana perkembangan yang pesat nyamuk Cules dikhawatirkan menimbulkan epidemi Japanese Enchepalitis dengan risiko kerusakan otak hingga kematian,’ sambung Dokter Kun.

 

Untuk diketahui, mewakili Dugaan Pelanggaran terhadap UU Kesehatan Omnibus Law No. 17 Tahun 2023 Pasal 397, 399, 445: Pasal 397 (1) Setiap Orang yang mengelola bahan yang mengandung penyebab dan/atau agen biologi penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang? berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah wajib memenuhi standar pengelolaan.

Pasal 399 Setiap Orang dilarang:

(a) Melakukan kegiatan penyebarluasan bahan yang mengandung penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB,?dan/atau (b) Melakukan kegiatan menyebarluaskan agen biologi penyebab penyakit?yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah.

Pasal 455 Setiap Orang yang melakukan kegiatan menyebarluaskan bahan?yang mengandung penyebab penyakit dan/atau agen biologi penyebab penyakit? dan masalah kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah?sebagaimana dimaksud dalam pasal 399 dipidana dengan pidana penjara paling? lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

 

Petisi Global Menghentikan Rekayasa Genetika – Gene Drive Nyamuk hasil rekayasa Gene drive belum mendapat persetujuan untuk dilepaskan di alam terbuka atau pengujian lapangan; karena menyebarkan perubahan genetik permanen dalam ekosistem. Dampak pada kesehatan manusia dan lingkungan tidak dapat diprediksi seberapapun baik niat awalnya.

Setelah pelepasan, penyebaran nyamuk yang terpapar bakteri Wolbachia tidak? dapat dikendalikan atau dikembalikan seperti semula.

Petisi internasional telah mengumpulkan lebih dari 308.000 tanda tangan tahun?ini, yang menyatakan bahwa penelitian gene drive sangat berbahaya bagi?manusia dan lingkungan sehingga harus dihentikan secara global.

Ini petisi siapa yang bertanggung jawab atas pelepasan nyamuk di Jakarta sebagai berikut:

1. Apakah Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program), para peneliti,? penyandang dana, produsen telur nyamuk dan perguruan tinggi yang melakukan penelitian akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau?program ini memberikan dampak negatif.

2. Penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan hampir tidak mungkin dilacak.

3. Sebelum pelepasan nyamuk, apakah sudah ada regulasi yang jelas bila?pelepasan nyamuk ini berdampak negatif. Apakah seluruh kementerian terkait?seperti BAPPENAS, Kementerian Pertahanan, Lingkungan Hidup, Ketenagakerjaan, Pariwisata, Kehutanan, BAIS, BIN, Gubernur, Walikota,

Dinas Lingkungan Hidup di Jakarta dan otoritas komponen yang terkait lainnya menyatakan sejauh mana kewajiban dan kewenangan mereka dalam memveto pelepasan nyamuk tersebut.

Tidak Ada Konsekuensi dan Tanggung Jawab Akibat Dampak Bioteknologi sebagai berikut:

1. Apakah pelepasan nyamuk menghasilkan varian virus Zika yang lebih?berbahaya? Lihat artikel di The Ecologist.

2. Apakah vaksin Demam Berdarah di Filipina menyebabkan varian virus campak?yang mematikan? Baca di NPR

3. Bakteri Wolbachia bersimbiosis dengan parasit yang justru memperburuk?penyakit tropis; padahal pelepasan nyamuk awalnya bertujuan mengurangi?penyakit tropis. Lihat di PubMed

4. Wolbachia dapat menyebabkan elephantiasis (kaki gajah) dan river blindness (kebutaan). Sumber: scielo.b; pubmed

5. Eskalasi Ancaman Demam Berdarah di Sri Lanka Setelah Pelepasan Nyamuk

6. Di Sri Lanka terjadi peningkatan larva nyamuk sehingga kasus Demam Berdarah? menjadi dua kali lipat sejak pelepasan nyamuk secara masal tahun 2021.?Crisis24 – Aktivitas Demam Demam Berdarah Meningkat di Sri Lanka

7. Comprehensive Due Diligence Protocol (Protokol Penyelidikan yang?Menyeluruh) Due Diligence Pelepasan Nyamuk.

8. Kami dengan tegas meminta ?Protokol Penyelidikan yang Menyeluruh? yang?mencakup evaluasi ketahanan dan keamanan nasional, kesehatan masyarakat dan lingkungan, hukum, teknik operasional program pelepasan?nyamuk Wolbachia, pendanaan, transparansi, penilaian efektivitas dan? analisa risiko jangka panjang secara menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk dilakukan.

Pemda DKI Jakarta harus segera mengumumkan hal berikut:

1. Risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, penyebaran ke?spesies lain, peningkatan yang tidak proporsional dan berkelanjutan dalam? populasi nyamuk, penilaian risiko transmisi gen secara vertikal dalam telur?nyamuk impor.

2. Jakarta Sebagai Lokasi Percobaan Bioteknologi

3. “Rincian paten ‘Toxic mosquito aerial release system’ dapat ditemukan pada referensi ini.” “Hak untuk komputerisasi tubuh manusia. Metode dan perangkat untuk mentransmisikan tenaga dan data,” Unified Patents. Paten Bill Gates: US-6754472-B1. Tautan Paten US-6754472-B1

4. Transmisi Penyakit dalam Telur nyamuk

5. Dokumen ini mencatat dengan baik bahwa telur nyamuk membawa virus? Demam Berdarah dan penyakit lainnya. Pengetahuan tentang Transfer Gen,?dari generasi ke generasi, seharusnya menjadi dasar penolakan pelepasan?masal telur nyamuk.

6. Penemuan Zika: link:ubmed-zika

7. Demam Berdarah: link:cademic.oup.com

8. Chikungunya: link:parasitesandvectors.biomedcentral.com

9. Malaria: link:nhm.ac.u?Rencana telur nyamuk yang akan didistribusikan di Jakarta secara masif,? diimpor dengan penyakit penyakit patogen tambahan yang tidak?terdeteksi.

Nyamuk adalah serangga tetapi sekarang telah dicatat sebagai?pestisida. link:epa.gov “Sama seperti semua pestisida, nyamuk yang telah?dimodifikasi secara genetik diatur dalam Undang-Undang Pestisida Federal?Insecticide, Fungicide and Rodenticide Act (FIFRA).”

Gerakan Sehat untuk Rakyat Indonesia menegaskan jika kita menerima bahwa mereka bukan produk rekayasa genetika, kita tidakmenerima bahwa nyamuk di Jakarta harus bebas dari semua regulasi.

Kami meminta tindakan segera dari Pemangku Kebijakan untuk melindungi Masyarakat DKI Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.(Rieke)


Table of Contents


Pelepasan Telur Nyamuk Wolbachi / ENJT /