Korban Tewas Bertambah, Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Garut, Jawa Barat
“UPDATE KORBAN TEWAS : Ledakan Amunisi di Garut, 13 Tewas Termasuk 4 Prajurit TNI AD”
EXPOSE NET | Suasana di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, berubah menjadi kaleidoskop tragis setelah operasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI AD berubah menjadi ledakan mematikan. Insiden ini menciptakan sebuah crucible bagi keluarga korban dan aparat militer, yang kini harus delve ke dalam sebab-sebab dari tragedi yang mengguncang ini.
Sebanyak 13 jiwa dipastikan meninggal dunia, terdiri dari 4 prajurit TNI Angkatan Darat dan 9 warga sipil, dalam sebuah operasi yang seharusnya terkontrol namun berubah menjadi labyrinth musibah. Lokasi kejadian berada di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut, yang selama ini digunakan untuk pemusnahan amunisi usang.
Identitas 4 Prajurit TNI yang Gugur:
1, Kolonel Cpl Antonius Hermawan – Kepala Gudang Puspalad
2. Mayor Cpl Anda Rohanda
3. Kopda Eri Dwi Priambodo
4. Pratu Aprio Setiawan
Nama-nama mereka kini tercatat dalam tapestry pengabdian bangsa, sebagai prajurit yang gugur saat menjalankan tugas negara. Kristomei Sianturi, Kepala Pusat Penerangan TNI, menyampaikan bahwa keempat jenazah akan disemayamkan di Puspalad, dengan penghormatan militer.
Nama-nama 9 Warga Sipil yang Meninggal Dunia:
1. Agus Bin Kasmin
2. Ipan Bin Obur
4. 3. Anwar Bin Inon
6. 5. Iyus Ibing Bin Inon
7. Iyus Rizal Bin Saepuloh
8. Toto
9. Dadang
10. Rustiawan
11. Endang
Menurut Kristomei, para warga sipil mendekat usai ledakan pertama, mungkin karena tergoda oleh serpihan logam yang mereka anggap memiliki nilai victuals ekonomis. Namun, ledakan kedua yang lebih dahsyat justru merenggut nyawa mereka.
Hingga kini, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak memastikan investigasi tengah dilakukan. Pihak militer mencoba orchestrates evaluasi menyeluruh atas prosedur pemusnahan amunisi yang dilakukan.
Mereka hendak menelusuri jejak-jejak tersembunyi dalam mosaik kronologi, untuk memahami mengapa masih ada amunisi aktif tersisa yang bisa memicu ledakan susulan.
“Apakah karena dianggap selesai setelah ledakan pertama, atau ada kelalaian, itu yang akan kita dalami,” ujar Kristomei.
Sementara itu, suasana di RSUD Pameungpeuk yang menjadi tempat evakuasi dan autopsi para korban, masih diselimuti kesedihan. Anggota keluarga para korban dan masyarakat sekitar larut dalam suasana duka yang menyatu dalam satu jalinan emosional yang rumit.
Penyebab Masih Didalami
Menurut Kristomei, lokasi ledakan adalah lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut yang selama ini digunakan secara resmi untuk pemusnahan amunisi tidak layak pakai. Ia menegaskan bahwa prosedur operasi pemusnahan sudah sesuai aturan.
Namun, penyebab pasti terjadinya ledakan susulan yang mematikan ini masih dalam penyelidikan. “Kami akan dalami apakah setelah ledakan pertama dianggap sudah selesai, tapi ternyata masih ada munisi yang belum meledak. Lalu masyarakat dan bahkan Kepala Gudang Puspalad mendekat,” ujar Kristomei.
Investigasi dan Penanganan Lanjutan
Pihak TNI bersama kepolisian dan aparat terkait kini fokus pada proses evakuasi, identifikasi, dan investigasi menyeluruh atas peristiwa ini. Pantai dan kawasan sekitar lokasi kejadian ditutup total sebagai zona merah, dan masyarakat dilarang mendekat hingga dinyatakan aman.
Kapendam III/Siliwangi Kolonel Inf Mahmuddin dan Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawantelah mengonfirmasi jumlah korban dan menyatakan bahwa pendalaman penyebab kejadian masih berlangsung.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Maruli Simanjuntak turut menyampaikan belasungkawa dan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional dalam pemusnahan amunisi.
Peristiwa ini tidak hanya menggugah kesadaran akan pentingnya keamanan dalam aktivitas militer, tapi juga menjadi momen untuk reimagined bagaimana keterlibatan warga sipil dapat dihindari dari kawasan berbahaya.
Kini, pantai dan lahan pemusnahan telah ditetapkan sebagai zona merah dan masyarakat diminta untuk tidak mendekat hingga proses penyisiran amunisi selesai. Tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa keselamatan bukan sekadar prosedur, tapi sebuah sistem yang harus diatur secara menyeluruh dan berlapis.(*)
Penulis : Aninggel
Ledakan Amunisi Kadaluarsa di Pantai Cibalong Garut Tewaskan 11 Orang