Scroll untuk baca artikel Lain
iklan 325x300
iklan 325x300
News

Hari Kebangkitan Nasional: Lahirnya Kesadaran Berbangsa

15
×

Hari Kebangkitan Nasional: Lahirnya Kesadaran Berbangsa

Sebarkan artikel ini
Hari Kebangkitan Nasional: Lahirnya Kesadaran Berbangsa

Hari Kebangkitan Nasional: Lahirnya Kesadaran Berbangsa

 

Pasang Iklan Disini
iklan 325x300
Kontak Iklan 081574404040

“Rayakan Hari Kebangkitan Nasional dan hargai warisan Budi Utomo,  wawasan tentang lahirnya kesadaran nasional di Indonesia.”

 

EXPOSE NET| Bogor, 16 Mei 2025 – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Tanggal ini bukanlah sekadar penanda dalam kalender, melainkan sebuah momentum penting yang mengingatkan kita pada awal mula tumbuh dan berkembangnya rasa persatuan dan kesadaran nasional sebagai bangsa Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada periode paruh pertama abad ke-20, di mana rakyat di berbagai penjuru Nusantara mulai memiliki identitas kolektif sebagai “orang Indonesia,” sebuah konsep yang sebelumnya terfragmentasi oleh batas-batas kerajaan dan etnis.

Delegasi yang hadir pada Sumpah Pemuda, yang menyepakati kerangka kerja Indonesia

 

Dua peristiwa monumental menandai era Kebangkitan Nasional ini: berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Meskipun keduanya memiliki fokus dan cakupan yang berbeda, keduanya menjadi pilar penting dalam membangun fondasi bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu.

 

Budi Utomo: Pelopor Gerakan Nasional dengan Fokus pada Pendidikan dan Kebudayaan

Tanggal 20 Mei yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional sesungguhnya adalah hari kelahiran Budi Utomo. Organisasi ini didirikan oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA (Sekolah Dokter Jawa) di Batavia (kini Jakarta). Budi Utomo muncul sebagai respons terhadap kondisi sosial dan pendidikan masyarakat Hindia Belanda pada masa itu.

Kebijakan kolonial Belanda, termasuk Politik Etis yang meskipun memberikan sedikit ruang bagi pendidikan, tetap tidak merata dan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja kolonial.

Profil Singkat Budi Utomo:

Waktu Pendirian: 20 Mei 1908
Tempat Pendirian: Batavia (Jakarta)
Pendiri Utama: Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA
Tujuan Awal: Memajukan pengajaran, pendidikan, dan kebudayaan di kalangan bangsa Jawa.

Meskipun awalnya berfokus pada wilayah Jawa, Budi Utomo kemudian memperluas visinya untuk mencakup seluruh Hindia Belanda. Organisasi ini menjadi wadah bagi kaum intelektual pribumi untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan menyuarakan aspirasi untuk kemajuan bangsa.

Budi Utomo dianggap sebagai organisasi modern pertama di Indonesia yang bersifat nasional meskipun pada awalnya masih terbatas pada lingkup Jawa. Kelahirannya menandai perubahan strategi perjuangan dari bersifat kedaerahan dan sporadis menjadi lebih terorganisir dan memiliki visi yang lebih luas. Budi Utomo menanamkan benih kesadaran akan pentingnya persatuan dan pendidikan untuk mencapai kemajuan bangsa.

Peringatan 20 Tahun Hari Kebangkitan Nasional di Yogyakarta, 20 Mei 1948

 

Meskipun Budi Utomo diakui sebagai tonggak awal Kebangkitan Nasional, penetapan ini tidak luput dari diskusi. Beberapa kalangan berpendapat bahwa organisasi lain seperti Sarekat Islam, yang memiliki anggota lebih luas di seluruh Hindia Belanda, lebih representatif sebagai representasi awal gerakan nasional.

Setelah berdirinya Budi Utomo, muncul berbagai organisasi lain dengan beragam fokus dan ideologi. Sarekat Islam (awalnya Sarekat Dagang Islam) bertransformasi menjadi gerakan politik yang kuat. Indische Partij yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) secara tegas menyuarakan kemerdekaan. Muhammadiyah fokus pada bidang sosial dan pendidikan, sementara Partai Komunis Indonesia (PKI) mengusung ideologi yang berbeda dan sempat melakukan pemberontakan.

Puncak dari perkembangan kesadaran nasional ini adalah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Ikrar ini secara tegas menyatakan identitas nasional yang tunggal: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda merangkum semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan yang telah tumbuh dan mengakar di berbagai organisasi dan kalangan masyarakat.

 

Periode Kebangkitan Nasional, yang dipelopori oleh Budi Utomo dan dilanjutkan oleh berbagai gerakan lainnya, meletakkan dasar yang kuat bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun pemerintah kolonial Belanda berupaya menekan gerakan nasionalisme, semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan terus berkobar hingga akhirnya mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun adalah momentum untuk mengenang jasa para pendahulu bangsa, meneladani semangat persatuan dan perjuangan mereka, serta merefleksikan kembali makna kebangsaan di era modern ini. Semangat Kebangkitan Nasional harus terus hidup dan menjadi landasan dalam membangun Indonesia yang maju, adil, dan makmur.(*)

Aninggell


TNI Peringati Hari Kebangkitan Nasional 2023 ?Semangat Untuk Bangkit

PLN Promo Tambah Daya 50% Bertajuk Bangkit Lebih Terang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »