EX-POSE.NET : Latest-Trusted-Objective | Berita Terkini - Terbaru - Terpercaya
Penerbang F-16 TNI AUMarsma Fajar Adriyanto, Penerbang F-16 “Red Wolf” Gugur
BOGOR – Marsma TNI Fajar Adriyanto, penerbang tempur F-16 TNI Angkatan Udara dengan call sign “Red Wolf”, gugur dalam kecelakaan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu pagi, 3 Agustus 2025.
Pesawat Latih Jatuh di Ciampea, Marsma Fajar Gugur
Insiden tragis ini terjadi saat Marsma Fajar tengah melaksanakan misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara menggunakan pesawat sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB. Namun, sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan akhirnya ditemukan jatuh di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Ciampea.
Marsma Fajar yang bertindak sebagai pilot bersama co-pilot bernama Roni langsung dievakuasi ke Rumah Sakit AU dr. M. Hassan Toto. Sayangnya, Fajar dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit. Sementara kondisi co-pilot belum dijelaskan secara rinci oleh pihak TNI AU.
Latihan di Bawah Binaan TNI AU, Pesawat Dinyatakan Laik Terbang
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana, latihan ini merupakan bagian dari kegiatan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU.
“Penerbangan telah dilengkapi dengan Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 dan pesawat dinyatakan laik terbang. Ini merupakan sortie kedua pada hari itu,” ujar Suadnyana dalam keterangan tertulis, Minggu (3/8/2025).
TNI AU memastikan seluruh prosedur latihan dan keamanan telah dijalankan sesuai standar. Lokasi kejadian telah diamankan, dan proses investigasi teknis masih berlangsung.
Profil Marsma Fajar Adriyanto: Red Wolf di Langit Indonesia
Marsma TNI Fajar Adriyanto adalah salah satu penerbang F-16 terbaik yang dimiliki TNI AU. Ia adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan telah mengabdikan diri selama lebih dari 30 tahun di dunia penerbangan militer.
Dengan call sign “Red Wolf”, Fajar dikenal luas di kalangan penerbang jet tempur. Ia bukan hanya teknokrat udara, tapi juga pemimpin dengan integritas dan semangat pengabdian yang tinggi.
Selama karier militernya, Fajar pernah dipercaya mengemban berbagai jabatan penting:
- Komandan Skadron Udara 3
- Komandan Lanud Manuhua
- Kadispenau (Kepala Dinas Penerangan TNI AU)
- Kapuspotdirga
- Aspotdirga Kaskoopsudnas
- Kapoksahli Kodiklatau
- Sosoknya dikenal bersahaja, disiplin, dan selalu menekankan profesionalisme dalam setiap penugasan.
Peran Strategis dalam Insiden Udara Bawean 2003
Salah satu momen penting dalam karier Marsma Fajar adalah keterlibatannya dalam insiden udara Bawean tahun 2003, yang hingga kini dikenang sebagai bentuk tegas pertahanan udara RI.
Saat itu, radar milik Komando Pertahanan Udara Nasional mendeteksi lima pesawat asing tidak dikenal yang terbang dalam formasi rapat di atas wilayah udara Bawean, Laut Jawa. TNI AU kemudian menerbangkan dua unit F-16 dengan sandi “Falcon Flight” untuk melakukan identifikasi.
Marsma Fajar menjadi salah satu pilot dalam misi itu, bersama Kapten PNB Ian Fuady. Dalam manuver di udara, mereka berhadapan dengan dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS dari kapal induk USS Carl Vinson.
Misi tersebut tidak mengarah pada konfrontasi bersenjata, namun intensitas pertarungan radar dan manuver udara cukup tinggi. Fajar dan tim berhasil mendorong pesawat asing keluar dari wilayah kedaulatan Indonesia, sekaligus memberi pesan tegas atas nama negara.
Keteladanan yang Tak Akan Dilupakan
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Nyoman Suadnyana, menegaskan bahwa kepergian Marsma Fajar meninggalkan duka mendalam. Namun lebih dari itu, ia mewariskan semangat pengabdian yang akan terus menginspirasi generasi penerbang Indonesia.
“TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” kata Nyoman.
Jenazah Marsma Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi penghormatan militer sebelum dimakamkan secara resmi.
Penutup: Kehilangan Besar di Dunia Kedirgantaraan Nasional
Marsma Fajar Adriyanto bukan hanya seorang penerbang tempur. Ia adalah simbol dedikasi, keberanian, dan loyalitas terhadap tanah air. Kepergiannya dalam tugas adalah pengingat bahwa pengabdian militer adalah panggilan suci yang penuh risiko.
Namanya akan selalu dikenang di langit Indonesia—sebagai “Red Wolf”, sang penjaga kedaulatan yang terbang tinggi demi negeri.
Penulis : FAAL
Editor : Aninggel
Ukraina Kembali Mengonfirmasi Kehilangan 1 jet tempur F-16
TAG : Tokoh Militer, TNI AU, Kecelakaan Pesawat, Nasional, F-16, Penerbangan Militer, Biografi
















