Demo Pati Ricuh Ribuan Massa Padati Alun-Alun Pati
EX-POSE.NET , PATI – Demo Pati Ricuh, Ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, turun ke jalan pada Rabu (13/8/2025) menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi ini dipicu kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Kebijakan sekolah lima hari juga menjadi pemicu kemarahan warga.
Massa mulai berkumpul di Alun-alun Pati sejak pukul 08.00 WIB. Awalnya aksi berjalan damai. Namun, situasi berubah panas menjelang siang.
“Kami sudah datang dengan damai, tapi suara kami tidak didengar. Kebijakan Bupati sangat memberatkan rakyat,” ujar Mulyono (45), warga Margoyoso.
Kemendagri Pantau Pemakzulan
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memantau langkah DPRD Pati yang membentuk panitia khusus (pansus) pemakzulan.
Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Benni Irwan, menegaskan bahwa proses ini memerlukan waktu.
“Proses usulan pemakzulan kepala daerah tidak singkat. Kami tunggu rekomendasi Pemprov Jawa Tengah sebelum mengambil langkah berikutnya,” ujarnya.
Benni menambahkan, Kemendagri juga akan menilai apakah kebijakan Bupati melanggar aturan perundang-undangan.
Demo Pati Ricuh di Depan Kantor Bupati
Sekitar pukul 13.00 WIB, massa mulai mendorong gerbang Kantor Bupati Pati. Aparat keamanan merespons dengan tembakan gas air mata.
“Anak-anak kami sampai menangis karena perih di mata dan panas di wajah. Ini sangat berlebihan,” kata Siti Aminah (38), warga Desa Ngarus.
Asap gas air mata menyebar hingga permukiman warga. Banyak warga berlarian ke gang sempit untuk menyelamatkan diri.
Korban Jiwa dan Luka-Luka
Kericuhan menelan korban jiwa. Adanya kabar yang beredar Dua warga berinisial S dan Z tewas. Seorang wartawan media lokal, Lilik Yuliantoro, juga meninggal saat meliput aksi.
“Kami berduka mendalam atas korban jiwa. Semoga mereka mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” kata Ali Badrudi, Ketua DPRD Pati.
Selain korban tewas, Kapolsek Kota Pati, Iptu Heru Purnomo, mengalami luka parah akibat pengeroyokan. Belasan anggota polisi lainnya juga dirawat di RSUD RAA Soewondo Pati. Namun hal ini korban jiwa belum dikonfirmasi kebenaranya, karena masih simpang siur informasi yang ada, apakah hoax atau benar.
Tuntutan Warga Tetap Sama
Meskipun kebijakan kenaikan PBB telah dibatalkan, warga tetap menuntut Bupati Sudewo mundur.
“Kami tidak butuh janji. Kami butuh pemimpin yang mau mendengar rakyat. Sudewo harus lengser,” tegas Herdian Yuda (29), peserta aksi.
Bupati Sudewo merespons dengan menegaskan bahwa mekanisme hukum dan demokrasi harus dihormati.
“Saya dipilih rakyat secara konstitusional. Tidak bisa berhenti hanya karena tuntutan massa,” kata Sudewo.
Latar Belakang Ketegangan
Kenaikan PBB hingga 250 persen dan penerapan sekolah lima hari memicu penolakan luas. Meski kebijakan sudah direvisi, kepercayaan publik menurun.
DPRD Pati sepakat membentuk pansus pemakzulan. Hasilnya akan diserahkan ke Pemprov Jawa Tengah dan kemudian ke Kemendagri.
Rencana Lanjutan DPRD
Pansus DPRD akan memanggil Bupati Sudewo, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan perwakilan warga.
“Kami akan jalankan proses ini sesuai aturan, tidak ada yang dilanggar,” ujar Ali Badrudi.
Jika pansus menemukan pelanggaran berat, DPRD akan merekomendasikan pemberhentian Bupati kepada Kemendagri.
Penutup
Aksi demo Pati menjadi salah satu gelombang protes terbesar di Jawa Tengah tahun ini. Proses hukum dan politik yang sedang berjalan akan menentukan apakah Bupati Sudewo tetap menjabat atau harus turun sebelum masa jabatannya berakhir.
Penulis: Fahri
Editor: FAAL
Sumber Berita: Kompilasi beberapa sumber kredibel
Demo Besar di Pati: Ricuh, Pansus Pemakzulan Dibentuk
TAG : Demo Pati, DPRD Pati, Pemakzulan Bupati Sudewo, Ricuh Pati, PBB Pati, Jawa Tengah
